Tiba di Saudi, Dirjen PHU Gelar Rapat Pelayanan Jemaah Haji
By Admin
nusakini.com-- Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil bergerak cepat. Setibanya di Jeddah Arab Saudi, mantan Dirjen Bimas Islam ini mengumpulkan jajarannya untuk membahas progres dan peningkatan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia.
"Rapat membahas apa yang telah dilakukan terkait penempatan jamaah haji di Hotel Madinah, transportasi Madinah ke Makkah, juga pelaksanaan pelayanan katering di Madinah dan Makkah," terang Abdul Djamil usai memimpin rapat di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Sabtu (20/08). Rapat ini diikuti Staf Khusus Menteri Agama Hadi Rahman, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, serta Ketua Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori beserta Kadaker Makkah dan para Kepala Bidang layanan.
"Kita juga meminta laporan mengenai kesiapan teman-teman yang bertugas melakukan koordinasi perlindungan jemaah saat di Arafah dan Mina," tambahnya.
Secara umum, progress pelayaan jemaah sampai saat ini berjalan baik sesuai rencana. Menurut Abdul Djamil, penempatan jemaah haji Indonesia di hotel yang berada di Markaziah-Madinah berjalan lancar. Layanan debarkasi pesawat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah juga baik. "Pelayanan jamaah usia lanjut, baik dengan kursi roda maupun dengan menggendongnya langsung, patut diapresiasi," ujarnya.
Pergerakan jemaah haji dari Madinah ke Makkah juga berjalan lancar. Bus antar kota yang digunakan sudah diupgrade dengan kualitas yang sangat bagus. Penerimaan dan penempatan jamaah di hotel Makkah dan layanan transportasi Bis Salawat juga berjalan baik.
Selain progress layanan, rapat juga membahas persiapan operasi Armina. Berdasarkan evaluasi tahun lalu, pendingan udara tenda jemaah saat di Arafah tahun ini tidak lagi menggunakan water cooler, tapi water fan (kipas angin yang memercikkan air). Saat menginap di Muzdalifah, jemaah juga akan diberikan layanan tambahan berupa karpet. "Karpet adalah pelayanan baru yang akan diberikan saat jamaah ada di Muzdalifah," terang Djamil.
Mantan Kepala Balitbang-Diklat Kemenag ini berjanji akan mengadakan rapat koordinasi yang secara khusus membahas persiapan Armina, termasuk langkah-langkah antisipasi yang diperlukan dalam merespon cuaca yang panas, mengantisipasi gangguan kesehatan jemaah, serta pengaturan jadwal pelaksanaan lontar jumrah.
"Saat lempar jumrah, sudah ada jadwal untuk melindungi jamaah dari kemungkinan buruk akibat berdesakan dengan jamaah seluruh dunia. Kalau tidak ada penjadwalan, ada kemungkinan jamaah melontar pada waktu dan tempat yang sama, itu hal yang harus diantisipasi," tandasnya.
Puncak penyelenggaraan ibadah haji 1437H/2016M, yaitu Wukuf di Arafah diperkirakan akan jatuh pada 10 September 2016. Jemaah akan mulai digerakan menuju Arafah sehari sebelumnya. Setelah mengikuti prosesi wukuf, jemaah haji akan menuju Muzdalifah dan Mina. Untuk jemaah nafar awal akan berada di Mina sampai tanggal 12 Dzulhijjah (13 September), sedang jemaah yang mengambil nafar tsani akan berada di Mina sampai 13 Dzulhijjah (14 September). (p/ab)